Xiaomi memang telah mengawali penjualan #smartphone yang cukup signifikan untuk tingkat produsen Asia, namun kini Xiaomi sepertinya harus waspada dengan pergerakan bisnis UPQ asal Jepang yang mulai bertumbuh.
Jika di Xiaomi ada sosok Lei Jun sebagai founder sekaligus CEO yang bisa dikatakan sukses membangun Xiaomi, maka di UPQ ada sosok CEO sekaligus founder cantik Yuko Nakazawa yang kini juga mulai menapak jalan menuju kesuksesan bisnis ponsel pintar. Lalu siapakah Yuko Nakazawa ini? Berikut ulasannya.
Awal Karir Yuko Nakazawa
Sebelum mendirikan dan menjabat CEO perusahaan UPQ, Yuko Nakazawa pda tahun 2007 berkarir di perusahaan Casio, manufaktur barang elektronik multinasional di bagian manajemen produksi khususnya pada sektor ponsel printar dan juga kamera. Sebelum Casio melebur dengan NEC, Nakazawa sangat senang dan suka bekerja di sana karena menurutnya ia bisa mendesain produk niche seperti ponsel G-Shock.
Namun sayangnya saat Casio memutuskan untuk bergabung dengan NEC, Nakazawa merasa tidak puas dengan NEC dan akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri dari Casio.
Setelah mengundurkan diri dari Casio, Nakazawa memutuskan tidak lagi bekerja di perusahaan. Ia kemudian mendirikan kafe di daerah Akihabara. Dengan adanya bisnis sendiri ini, Nakazawa mengaku mendapatkan kebebasannya untuk berkarya. Meskipun bukan seorang insinyur, namun dengan memiliki kebebasan dalam bisnis yang didapatkannya, Nakazawa mengakui bahwa ia semakin kreatif untuk mendesain produk dan menu yang diinginkannya untuk cafenya.
Kembali ke Industri Teknologi
Kejadian yang tidak disengaja akhirnya membuat Nakazawa kembali ke dunia industri #teknologi. Saat itu Nakazawa tak sengaja melihat iklan mengenai hackathon, yaitu sebuah acara yang ditujukan untuk para designer dan programmer untuk merancang software-software baru. Nakazawa yang memang memiliki ketertarikan pada produk-produk orisinil memutuskan untuk mengikuti acara hackathon tersebut.
Pada acara itu, Nakazawa beserta timnya merancang kotak bento yang dinamakan X Bento. Rancangan X Bento itu kemudian ditawarkannya ke Kementerian Ekonomi Peradagangan dan Industri Jepang untuk bergabung dengan program ‘Frontier Makers’.
Kesempatan Membangun Perusahaan Perintis
Semacam mendapat angin segar, Nakazawa mengganggap kemampuannya dalam menciptakan penemuan-penemuan menarik menjadi kesempatan untuk membangun perusahaan perintis sendiri. Setidaknya setelah mengikuti Frontier Makers itu ia menjadi sadar bahwa ia harus membangun perusahaan rintisan meski itu harus di mulai dari nol.
Akhirnya Nakazawa pun meninggalkan bisnis cafe dan kemudian menjalin kerjasama dengan perusahaan perintis lainnya, Cerevo yang dikenalnya saat mengikuti program Frontier Maker untuk mendirikan UPQ. Sampai saat ini UPQ masih menggantungkan diri ke Cerevo dalam bidang teknis, desain dan pengendalian mutu. Dengan profesionalismenya, Nakazawa pun telah sukses menarik para investor hingga terkumpul dana investasi sebanyak US$ 1 miliar atau sekitar Rp 13,8 triliun.
Bersaing Dengan Sehat
Saat menjalankan UPQ, Nakazawa memiliki prinsip bahwa persaingan adalah hal yang wajar dan biasa. Bahkan Nakazawa mengaku tidak tertarik untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang yang sama lainnya.
Alih-alih bersaing, ia justru selalu memotivasi dan menginspirasi perusahaan-perusahaan teknologi lainnya dalam menciptakan inovasi-inovasi baru. “Saya tidak menganggap perusahaan-perusahaan macam Sony dan Panasonic sebagai rival karena tidak ada perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama persis dengan UPQ.” tukasnya. Apabila memang perusahanya tertinggal jauh dari kompetitor, ia akan coba sekuat tenaga berbuat dan bekerja lebih baik lagi.
Menurut Nakazawa kompetisi sebagai suatu hal yang baik, karena hal tersebut mendorong dirinya dan tim untuk bekerja lebih keras dan memproduksi barang yang lebih baik lagi. Nakazawa sendiri tidak memperdulikan jika suatu saat mereka menghentikan usahanya, asalkan mereka memang terbukti lebih baik dibanding dirinya.
UPQ sendiri sejuah ini telah meluncurkan 24 jenis produk, mulai dari smartphone, kamera, hingga Bluetooth speaker. Tak hanya barang-barang elektronik, UPQ juga memproduksi barang-barang non-elektronik seperti kursi telur dan koper dorong.
Dengan perkembangan dan pertumbuhan ini jelas UPQ telah memberikan warning bagi usaha sejenis untuk tidak berdiam diri jika tidak mau terlindas dan tersingkir dari persaingan memperebutkan pasar.
0 Response to "Yuko Nakazawa ~ CEO Cantik Founder Perusahaan Teknologi UPQ"
Posting Komentar